Sepenggal episode duka di desa kami (in memoriam bu kimun..)
Sepenggal episode duka
di desa kami (in memoriam bu kimun..)
Beginilah kisah nyata menyedihkan
ini berawal.. di fajar petang yang tenang.. ketika langit masih amat gelap,,
semburat matahari terbit belum terlihat sama sekali.. namun yang terlihat di langit
adalah kilau cahaya indah dari sebuah titik bulat raksasa di angkasa nan jauh
disana,, dan berpuluh,, mungkin beratus bahkan beribu atau berjuta,, bisa jadi
justru bermilyar titik-titik kecil di angkasa.. turut menghiasi fajar petang
ketika itu.. meski tidak semua titik dapat terlihat dengan kasat mata..
di sebuah desa yang tenang di
pinggiran suatu kota pegunungan.. tepat pada tanggal 07 agustus silam,, 18 Ramadhan kemarin..
ketika orang-orang masih sibuk menyiapkan menu sahur untuk menyambut puasa hari
ke18 Ramadhan tahun hijriah ini.. kira-kira pada pukul 04.00 waktu
kejadiannya.. ” Innalillahi wa inna ilaihi raji'un”..
“Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali”..
sebut saja seorang bapak bernama pak Salim meninggal dunia di rumahnya dengan
tenang..
tidak berselang lama.. para
tetangga warga desa berdatangan segera mengurus jenazah pak salim.. memandikan,,
mengafani jenazah beliau.. duka mendalam amat menyelimuti keluaga yang ditinggalkan
yaitu seorang istri, seorang anak putri yang masih kuliah dan 2 orang anak masih
bersekolah di SMA.. keluarga yang ditinggalkan tidak henti-henti menangisi
kepergian beiau.. semua warga pun tak mengira atau pun menduga kepergian pak
salim yang sungguh tiba-tiba tersebut.. pasalnya penuturan para warga,, kemarin
kemarinnya lagi,, pak salim masih terlihat ketika sholat berjamaah tarawih di
mushola nurul huda.. mushola yang letaknya di tengah rumah-rumah warga..
mushola yang letaknya tepat di samping rumah orang tuaku..
kira-kira ketika waktu
menunjukkan pukul setengah 6,, jenazah beliau disholatkan oleh warga-warga desa
dan saudara-saudara beliau.. jenazah yang sudah dikafani tersebut diletakkan
membujur ke kiblat.. warga yang akan menyolati berdiri membentuk shaf di
belakangnya.. imam memulai takbirnya..
namun baru takbir yang kedua atau
ketiga,, seorang ibu bernama bu kimun yang menjadi salah satu jamaah sholat
jenazah tersebut jatuh terkulai lemah.. yang kuketahui bu kimun masih mempunyai
ikatan persaudaraan dengan pak salim..
segera saja,, ibu-ibu yang tidak
ikut menyolati segera menolong bu kimun yang tubuhnya lemah terjatuh di
lantai.. ibu-ibu itu membawa bu kimun ke salah satu ruang kamar yang ada di
rumah pak salim.. namun,, lagi-lagi warga desa kami harus mengucapkan.. Inna
lillahi wa inna ilayhi raji'un.. untuk yang kedua
kalinya pagi hari ini.. tangis para ibu-ibu yang menyaksikan ataupun mendengar
kejadian ini,, semuanya menangis.. banjir tangis pagi ini di desa kami..
kematian kedua pagi ini..
bu kimun yang
terkenal dengan kebaikan hatinya dan keramahannya.. beliau telah dipanggil
pulang oleh Sang Maha Kuasa.. malaikat pencabut nyawa,, malaikat Izrail telah
mendapat perintah dari ALLAH SWT untuk mengambil nyawa beliau dengan tenang..
dengan sangat tenang beliau meninggalkan kami semua,, meninggalkan kami dengan
nama yang harum,, sebagai sesepuh desa yang akan selalu dikenang namanya karena
kebaikan hatinya..
banjir tangis mengiringi
dibawanya jenazah bu kimun ke mushola Rt 01 nurul huda untuk disolatkan,, setelah
sebelumnya dimandikan dan dikafani.. sholat jenazah didirikan,, dengan isak
tangis yang masih saja terdengar dari ibu-ibu yang ada tempat kejadian ketika
itu..
upacara pemakaman kali ini memang
sedikit berbeda dengan pemakaman2 yang terjadi sebelumnya.. tidak hanya
kisahnya,, namun keranda yang biasanya dipanggul oleh 4 orang warga.. kali ini
kedua keranda dinaikkan di atas mobil pick up menuju pemakaman yang letaknya
cukup jauh dari rumah duka.. kedua keranda dinaikkan di pick up yang sama,,
keranda jenazah pak salim dan keranda jenazah bu kimun.. dimakamkan di
pemakaman yang sama hari itu juga..
ketika itu aku tidak di sana,, masih
berada di kota jogja.. hanya mendengar kabarnya saja.. aku merinding,, hati ini
ikut bergidik miris mendengarnya,, sedih mendengar bu kimun sudah tidak ada.. kisah
ini hanya aku tulis berdasarkan beberapa narasumber yang menuturkan kisah
kejadian tragisnya..
sosok ibu kimun,, sosok nenek,,
sesepuh desa yang mengayomi anak-anak kecil di desa kami.. sosok yang sangat ramah
dan bersahaja..
bahkan meski kejadian telah
berlalu.. namun ketika ibu-ibu berkumpul dawisan pun,, mereka tidak bisa
menahan tangis mengingat kejadian itu,, sepenggal episode menyedihkan di satu
pagi itu.. mengingat sosok bu kimun,, sosok berusia 70 tahunnan yang meski
fisiknya telah lemah, namun selalu semangat mengikuti acara dawisan ibu-ibu Rt
01 itu..
***
di suatu hari yang lampau,,
ketika senja mulai beranjak menuju garis cakrawala.. siluet sinar mentari yang
memenuhi langit dengan bias cahaya keemasannya.. di saat itulah aku berjalan
menyusuri sawah dekat rumah,, untuk sejenak menikmati keindahan sore dengan
bidikan kamera..
“gek motreti nopo??” tanya bu
kimun sambil tersenyum ketika melihatku sibuk saja dengan kamera hape di
genggamanku,, naik turun mematang sawah agar mendapatkan gambar yang bagus..
“tasih motreti langit bu kimun..” jawabku pada bu kimun..
“nha glo,, mboten usah tebih2
teng laut.. wong teng siwatu mawon saged mriksani matahari terbenam kados niki..” ucap bu kimun terhadapku..
“nggih,, sae sanget langitipun
sonten niki bu.. padahal long kala wingi2ane mboten sesae kados niki,, bu..”
ucapku menyahut..
mungkin itu kali terakhirku
berbincang dengan bu kimun..
***
Semoga amal ibadah beliau selama
di dunia di terima di sisiNYA.. Semoga beliau mendapatkan sebaik-baik tempat di
sisiNYA.. Ya Allah ampunilah dosa-dosa beliau,, terimalah amal kebaikan beliau
selama di dunia ini.. Aamiin ya rabbal 'alamin..
dan lebaran tahun ini adalah
lebaran yang penuh tangis di mushola nurul huda.. acara bersalam-salaman yang
biasanya khidmat dengan acara saling maaf-memaafkan.. ternyata tidak sekedar
itu,, khidmat juga dengan renungan dan tangisan.. mengingat kejadian pedih 12
hari sebelum lebaran..
mengingat adanya KEMATIAN..
adanya akhir dari episode2 kehidupan di bumi,, yang setiap orang nanti pasti
akan menjumpai.. semua sedang antri menunggu ajalnya menjemput nanti..
Kullu nafsin dzaa iqatul maut..
[QS. Ali Imran [3] ; 19]
Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati..
Komentar
Posting Komentar