Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2012

KASIH IBU SEUMPAMA KUAT ARUS LISTRIK

Gambar
KASIH IBU SEUMPAMA KUAT ARUS LISTRIK Kasihnya seperti arus yang mengalir dalam rangkaian listrik.. Menyalakan terang satu atau bahkan banyak resistor.. Besar kuat arus kasihnya adalah sama untuk setiap anaknya (resistor) seperti dalam sebuah rangkaian seri.. Begitulah kasih ibu.. Meski terkadang beda potensial (tegangan) dan hambatan tekadang menyakiti hatinya.. Namun kuat kasihnya tetap besar pada konektor dalam rangkaian tertutup.. Rangkaian yang tidak perpangkal dan tidak berujung.. Begitu juga kasihnya tidak berpangkal tidak berujung.. Terus menyambung tiada batas indah kuat kasihnya.. Kuat kasihnya adalah banyak muatan positif kasih sayangnya yang mengalir melalui rangkaian kasihnya per satuan waktu kebersamaan sang ibu dengan anaknya.. Tidak terhitung berapa saja muatan kasihnya (bukti sayangnya).. Maka tidak terhitung pula berapa kuat arus kasihnya.. Begitulah kasih ibu.. Seperti bunyi hukum ohm, “tegangan V pada pada komponen yang memenuhi huk

HAKIKAT JILBAB SEBENARNYA (MEMBUKA LEMBAR BARU SEPERTI NUR ANNISA (ALM)..)

Gambar
Buku-buku ibuku yang tertata rapi di atas lemari itu yang meski telah usang, namun menarik perhatianku untuk membacanya.. buku-buku tipis, majalah Islami.. majalah itu bernama Mutiara Amaly.. SubhanAllah,, isinya sangat bagus penuh dengan hikmah yang dapat diambil dari setiap indah tulisannya.. Sebuah tulisan kisah nyata aku baca.. SubhanAllah,, air mata menetes ketika aku baca tulisan ini.. sebuah tulisan singkat berisi tentang seorang gadis yang menemukan hidayah-Nya,, menemukan & mengerti hakikat jilbab yang sebenarnya.. aku mempostingnya ke blogku,, agar menjadi renungan & instrospeksi untuk diriku sendiri.. In Memoriam Nur Annisa Saya ingin bercerita mengenai adik saya,Nur Annisa seorang gadis yang baru menginjak dewasa. Tetapi agak kasar dan suka berkelakuan seperti laki-laki. Ketika usianya memasuki 17 tahun,perkembangan tingkah lakunya benar-benar merisaukan ibu. Dia sering membawa teman lelakinya pulang ke rumah. Situasi ini menyebabkan ibu tak senang,l

BERDIRI WAHAI DIRIKU..

Gambar
BERDIRI WAHAI DIRIKU.. wahai diriku,, apakah yang sedang kau pikirkan.. tidak lihatkah wahai diriku.. kawan2mu tengah berlari mengejar mimpi.. wahai diriku,, engkau hanya terdiam disini..  termangu menangisi mengeluh apa yang terjadi.. tidak lihatkah wahai diriku.. kawan2mu tengah beraksi.. di atas panggung sejuta mimpi.. wahai diriku,, bangun.. mengapa engkau masih tertidur.. jiwamu masih terdengkur.. tidak lihatkah wahai diriku.. matahari sudah terbit tinggi.. mengapa engkau masih saja bermalas diri.. tidak takutkah dirimu jika senja sudah di batas cakrawala.. jika terus seperti ini waktumu akan habis dengan sia2.. apa yang sudah kau perbuat untuk mimpimu,, wahai diriku.. engkau masih nol besar untuk menggapai mimpi.. cepat sadar.. cepat berdiri.. cepat langkahkan kakimu.. kejarlah mimpi.. songsonglah langkah kawan2mu.. berlarilah,, wahai diriku..

SALAHKAH KU MEMILIH PERSIMPANGAN..

Gambar
SALAHKAH KU MEMILIH PERSIMPANGAN.. apakah ini jalan yang terbaik untukku Ya Robb.. jalan atas ketentuanMu yang Engkau ridhoi.. namun mengapa semakin aku mencoba berjalan.. semakin curam jalan yang kulalui.. semakin banyak batu sandungan yang menghalangi.. semakin sulit hal ini kujalani.. kadang aku merasa tidak sanggup.. kadang aku tidak bisa bangkit dari terperosoknya aku di jalan terjal itu.. ketika kulihat mereka, teman-temanku.. jalan mereka begitu mudah tanpa batu sandungan.. mereka mampu melangkah jauh ke depan.. meninggalkanku yang masih dalam posisi keterpurukanku.. apakah aku harus bertahan Ya Robb.. haruskan aku tetap melangkah di jalan ini.. ataukah aku harus kembali ke persimpangan.. memilih jalan yang menurutku lebih baik.. apakah ini jalan atas ketentuanMu yang menurutMu terbaik untukku.. namun mengapa semakin mencoba memahami,, aku semakin tidak mengerti.. mengapa semakin aku mencari,, semaki