Hidup Versiku Kini dan 15 Tahun Kemudian


Hidup Versiku Kini dan 15 Tahun Kemudian

sebuah tulisan yang aku tulis untuk lomba cerpen el-ship PP.weha 
dengan tema "aku 15 tahun kemudian"..
 

Apakah hidup itu..
Apakah definisi hidup itu..
Apakah hidup itu adalah ketika nyawa masih dalam raga..
Apakah sekedar bernafas dan bergerak..
Apakah sesederhana itukah hidup ini..
Tidak,, hidup itu lebih luas dari sekedar itu..
Sewaktu kecil, aku mengira bahwa hidup itu sederhana saja. Hanya beragam serentetan kegiatan yang ada di sekolah dan di rumah. Dimana di sekolah kita diajarkan tentang matematika, bahasa indonesia, ipa, ips, dll. Lalu di rumah kita diajari bagaimana mengaji, lalu menyapu, mengepel, menanam tanaman, mematuhi semua perintah ibu dan bapak. Yang lain adalah waktu  bermain bersama teman-teman.
Namun seiring bertambahnya waktu, ketika beranjak remaja, aku mulai menyadari bahwa hidup itu tidak sesederhana yang aku kira. Aku mulai menyadari bahwa hidup kadang juga berat untuk dilakukan. Terkadang aku seperti terjatuh dalam lubang yang dalam, dan tidak ada seorang pun yang mampu menolongku selain diriku sendiri. Dan saat jatuh itulah, aku menyadari betapa berharganya waktu yang terlampaui. 
Ketika itu pula aku harus bisa bangkit sendiri. Itulah yang kurasa indah, ketika aku bangkit mencari jalan keluar dari lubang yang dalam  itu. Bagaimana ketika aku mampu menemukan jalan keluar. Berpikir bagaimana agar keluar dari lubang yang dalam. Dan ketika berhasil lepas dari gelap lubang yang dalam, maka aku menyadari betapa indahnya hidup ini. Betapa indahnya jika ternyata aku dapat kembali kepada tempat yang kupijak bersama cahaya yang memancar menerangi.
Ya begitulah hidup ini. Cobaan hidup selalu ada.  Seumpama badai, angin, hujan yang ikut  mewarnai bumi. Namun meski ada badai menerjang, namun kuyakin badai pasti akan berlalu. Meski ada angin, namun aku yakin angin akan berhenti. Atau mungkin hujan lebat, namun kuyakin hujan pasti akan cepat reda. Karena begitulah hidup, seperti roda yang berputar. Kadang di bawah, kadang di atas. 
Pun hidup itu seumpama orang yang shalat, kadang di atas yaitu ketika kita berdiri, di tengah ketika rukuk, dan kadang di bawah seperti ketika kita bersujud. ketika berdiri, itulah masa ketika kebahagiaan mendatangi kita. ketika rukuk, masa ketika semua berjalan seperti agenda, tidak ada yang istimewa. Dan sujud adalah masa ketika kesedihan menghampiri. Namun kita harus selalu mengingat ALLAH SWT apapun keadaannya. Itulah perumpamaan yang dikatakan ibuku mengenai hidup ini.
Meski hujan, masih ada payung. Meski jalan licin, masih ada tongkat. Meski gelap, masih ada lentera. Ya, pada intinya setiap masalah, mempunyai jalan keluarnya masing-masing. Benar kata guru ngajiku sejak kecil dulu. Beliau pun selalu berkata padaku, janganlah menjadi buih di atas air, terobang ambing oleh angin. Aku belum mengerti sesungguhnya apa maksud dari sebuah kalimat itu. Namun yang aku pahami sekilas itu adalah perumpamaan hidup, jangan selalu mengikuti arus yang kita sendiri tidak tahu apakah arus yang lumrah itu benar atau tidaknya.
Tidak hanya itu, ternyata keindahan persahatan ada ikut menyertai dan mewarnai hidup. Persahabatan yang juga memberi kita banyak pelajaran hidup. Suka dan duka bersama dilalui. Canda dan tawa pun ikut menghiasi. Meski kadang derai air mata kadang ikut membersamai namun dengan persahabatan membuat kita lehih memhargai hidup ini. Memberi kita pelajaran tentang keindahan toleransi, bagaimana saling mengerti dan memahami, memberi dan menerima.
Pun ketika masa belasan tahun ini aku mulai merasakan sekelumit rasa. Sesuatu yang tidak terlihat namun aku yakin keberadaanya. Sekelumit rasa yang aku yakin semua orang merasakannya. Sekelumit rasa yang berbeda setiap orang dalam mengartikannnya. Tentang sekelumit rasa yang sulit diketahui apa makna sebenarnya. Cinta, bisa disebut itulah peraasan yang mulai ada di dalam hatiku untuk seorang yang tidak bisa kusebutkan namanya.
Ya, namun rasa itu memang hanya terpendam dalam hati saja. Aku simpan hanya dalam sanubari dengan diam yang tak berujung. Kadang aku berpikir rasa ini mungkin tidak akan menemui jawabannya. Aku berpikir bahwa mungkin Tuhan menciptakan dirinya bukan untukku. Mungkin aku bukan bagian dari tulang rusuknya. Entahlah, biarkanlah ketentuan ALLAH SWT yang akan menjawabnya.

Aku selalu berkata pada diriku sendiri, “LA TAHZAN,, LA TAHZAN..” Perjalananmu masih panjang, percayalah bahwa ALLAH SWT suatu saat nanti jika saatnya telah tiba, akan mempertemukanmu dengan seseorang yang telah ALLAH siapkan. Aamiin Ya Robb. Entah siapakah itu. 
Kini aku menyadari seharusnya bukan cinta semu itu yang aku pikirkan, yang aku risaukan, yang aku galaukan. Karena cinta sebenarnya terlalu luas ketika kita membatasinya hanya untuk sidia orang yang belum halal untuk kita pikirkan, untuk kita risaukan. Masih banyak cinta di dunia ini. Cinta pada ALLAH SWT. Cinta pada Rasul-Mu. Cinta pada ibu, bapak dan kakak.Cinta pada sahabat. Cinta pada alam semesta. Cinta yang harusnya lebih aku pedulikan.
Dan taukah cinta yang paling indah? Cinta itu yang tidak semu. Cinta itu yang paling tinggi derajatnya. Cinta yang membuat tenang apapun keadaanya. Cinta yang menjadi penerang di saat hati diterpa kegundahan. Cinta yang menjadi obat penyejuk di tengah gersangnya gurun kehidupan. Cinta itulah yang harus ditanamkan kuat dalam hati ini. Rasa cinta kepada ALLAH SWT & rasul-NYA itulah cinta yang paling luar biasa indahnya.


Ketika kuberanjak dewasa, aku semakin menyadari bahwa ternyata hidup itu tidak hanya kita perjuangkan di dunia saja. Lebih dari itu, hidup yang kekal sesungguhnya kelak yang harus kita perjuangkan. Hidup di akhirat kelak. Dan hidup singkat kita di dunia ini akan menentukan hidup panjang kekal di akhirat kelak.
Kadang aku berpikir, benarkah hidupku masih lama lagi. Bukankah setiap detik menit yang berlalu, berarti hidup kita semakin berkurang seiring berlalunya waktu. Aku pun sering merenung dalam hati, apakah aku masih punya kesempatan hidup lebih panjang. Masihkan mata ini dapat terbuka kembali bahkan hanya untuk selang waktu 15 tahun ke depan. Mungkinkah? Mungkinkah 15 tahun lagi aku tetap hidup di dunia. Bahkan aku pun tidak yakin apakah esok aku pun tetap dapat melihat indahnya pagi. Sejuknya embun pagi. Hangatnya sinar mentari. Aku tidak yakin 100%. Karena hidup manusia di dunia ini tersembunyi rahasia dan kuasa Ilahi. Mungkin umur dunia masih panjang lagi. Namun yang pasti umur kita tidak akan sepanjang umur dunia. Siapa yang akan tahu kapan datangnya mati. Kapan malaikat Izrail akan mencabut nyawa kita. Kita tidak tahu pasti.
Manusia hanya bisa berencana bagaimana. Tapi kita tidak tahu apakah bagaimana yang kita rancang akan terlaksana atau tidak. Dan aku yakin, semua orang memiliki mimpi bukan, semua orang punya asa dan cita2 dalam hidupnya, harapan yang ingin diperjuangkan menjadi sebuah kenyataan. Aku juga memiliki banyak mimpi, banyak cita dalam hidupku. Yang pasti untuk 15 tahun ke depan, InsyaALLAH jika aku masih diberi umur panjang. Aku ingin sekali berhasil meraih mimpi-mimpiku itu. Aku tidak ambisius semua keinginanku harus tercapai. Namun aku ingin memperjuangkan harapan itu menjadi sebuah kenyataan. Akan tetapi, bilamana kenyataan kelak tidak sesuai harapan, aku tidak mau bersedih hati. Karena ketentuan Allah Yang Maha Esalah yang menentukan segalanya, ALLAH SWT lah yang tahu pasti, apa yang terbaik untuk hamba-Nya ini. 

Inilah mimpi-mimpiku........................
1.      Menjadi seorang guru
Ya, aku sangat ingin menjadi seorang guru seperti ibuku. Guru yang sabar dan disayangi semua murid-muridnya.
Belum aku lupa, bagaimana tawa ibuku menceritakan keluguan murid-murid beliau. Untuk itulah aku ingin sekali menjadi seorang guru, ingin membersamai mereka anak-anak lugu yang mempunyai harapan dan cita-cita tinggi. membantu mereka meraih cita itu, dan membantu menjadikan anak-anak itu kelak berguna untuk nusa dan bangsa.
2.      Menjadi penulis novel
Mimpi terpendam dalam hatiku. Tulis-menulis adalah hidupku. Sejak kecil aku belajar menulis meski hanya sekedar tulisan sederhana dalam sebuah buku harian berwarna biru.
3.      Menaikkan haji orang tua
Ya, semua yang aku ingin gapai semata-mata hanya ingin aku persembahkan kepada kedua orang tuaku. Kedua orang yang dengan setia menyayangiku sepenuh hati, selalu menyemangatiku, selalu memberikan yang terbaik untukku. Selalu berkata bahwa bila aku di sini bahagia, maka di sana mereka pasti bahagia. Ingin aku berikan kebahagiaan untuk mereka. Naik haji adalah keinginan terbesar kedua orang tuaku.
4.      Menjadi pengusaha industri rumahan
Salah satu mimpi terpendamku juga. Siapa saja boleh menertawakanku, karena mereka berpikir aku gadis manja yang tidak meyakinkan bisa menjadi seorang pengusaha. Namun ketika SMA, aku menjual hasil kerajinan kain flanel karyaku sendiri. Aku dulu menjual bando pita, gantungan kunci, boneka kue ultah. Semuanya aku buat dari flanel, jahitanku sendiri. Sejak lama itulah aku ingin menjadi pengusaha kerajinan tangan. Ingin membuat lapangan pekerjaan di tengah semakin menyempitnya lapangan kerja saat ini. 
Mimpi-mimpi terbesarku.............................
Aku memiliki mimpi-mimpi besar dalam hidupku. Mimpi khayalku. Aku sendiri tidak yakin apakah mimpiku ini dapat aku wujudkan kelak.
1.      Mendirikan sekolah gratis untuk warga tidak mampu seperti pengemis & gelandangan.
2.      Mendirikan pelatihan keterampilan dan peluang kerja untuk pengemis & gelandangan.
3.      Mendirikan Sekolah Luar Biasa untuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Namun jikalau aku tidak bisa mewujudkan ketiga mimpi-mimpi khayalkuku itu. Maka aku berharap ada orang yang membaca tulisanku ini dan menyadari penderitaan mereka orang kecil di pinggiran jalan sana. Mereka butuh bantuan, mereka tidak hanya butuh belas kasihan tetapi lebih dari itu yaitu kasih sayang.
Jangan pernah caci mereka, jangan pernah rendahkan mereka. Karena kita tidak tahu bagaimana jika kita berada di posisi mereka. Rasakan apa yang mereka rasa. Turut prihatinlah pada penderitaan mereka. Bantulah mereka, selagi kita bisa. Karena mereka-lah kita tahu, bahwa kita masih lebih beruntung daripada mereka. Maka syukurilah apa yang kita punya. 
     Salah seorang teman pernah berkata padaku, “semua itu berawal dari mimpi, jangan takut bermimpi..” iya, terima kasih kawan. Aku menjadi lebih berani untuk memiliki mimpi. Namun aku akan berupaya, ini bukanlah hanya mimpi belaka. Dan aku berharap, ini adalah sebuah harapan yang kelak akan menjadi kenyataan. INSYAALLAH. Man jadda wajada. Aku hanya bisa berkata, “Aku akan bertahan, aku akan berusaha lebih baik, aku tidak akan menyerah.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG..

Tentang dua kata,, polos & lugu..

TENTANG SEBUAH BUKU "BERJUTA RASANYA"..